Tidak ada kemuliaan, kekuatan, kekuasaan, kehormatan, keagungan
atau perhatian melainkan dalam Islam. Dan barangsiapa yang mencari
kemuliaan, perhatian dan kehormatan dari yang lain selain daripada
Islam maka Allah akan menghinakan dan mempermalukannya dalam kehidupan
dunia dan akhirat nanti.
Sesungguhnya Umar bin Khattab r.a. sebagai sahabat besar Nabi
Muhammad SAW., berkata tentang haq (kebenaran), dalam ucapannya beliau
berkata :
“Kami adalah orang-orang yang Allah beri kemuliaan
dengan Islam dan jika kami mencari kemuliaan yang lain selain daripada
Islam, maka Allah akan menghinakan kami.” (Hayyat us Shahabbah dan
Usud ul Ghaab oleh Ibnu Katsir)
Arti dari hadits ini (perkataan ini) adalah bahwa tidak ada
kemuliaan, kekuatan, kekuasaan, kehormatan, keagungan atau perhatian
melainkan dalam Islam. Dan barangsiapa yang mencari kemuliaan,
perhatian dan kehormatan dari yang lain selain daripada Islam maka
Allah akan menghinakan dan mempermalukannya dalam kehidupan dunia dan
akhirat nanti.
Orang-orang yang seiman (orang muslim) memiliki hak istimewa yang
khusus, kehormatan dan kemuliaan, karena dapat melihat wajah Tuhan
mereka di surga (Insya Allah). Adapun orang-orang yang tidak beriman
(orang-orang non muslim) dan orang-orang munafik (orang-orang yang
dusta dalam menyatakan diri mereka sebagai muslim) tidak akan pernah
dapat melihat Allah dan tidak akan dapat berjalan dengan wajah-wajah
mereka di hari pengadilan nanti, yang menyebabkan mereka masuk ke dalam
kobaran api neraka, dimana mereka akan tinggal di sana untuk selamanya.
Bagaimanapun, orang-orang yang tidak beriman dan orang-orang munafik
tidak menyadari akan fakta-fakta hukum (syariah) tersebut dan tidak
mempercayainya. Ini disebabkan karena kekufuran mereka (mengingkari dan
tidak beriman kepada Allah dan terhadap apa-apa yang telah Allah
turunkan) yang menjadi sebab kehinaan mereka dan perbuatan merekalah
yang merintangi/menghalangi mereka dari kebenaran.
Sayang sekali, sungguh menyedihkan melihat umat Islam di Barat
(maupun di Timur) yang mencari kemuliaan, penghormatan, dan perhatian
dari orang-orang kafir, walaupun telah diketahui bahwa kekuasaan yang
terbesar hanya milik Allah SWT. semata. Beberapa tahun yang lalu, dan
nanti, kami menyaksikan ribuan umat muslim, (bahkan mungkin jutaan)
berpartisipasi dalam pemilihan umum dan voting untuk memilih para
pembuat hukum, yaitu orang yang menyimpangkan kemurnian kekuasaan Allah
dalam hal membuat hukum (yang merupakan hak Allah semata). Dan juga
kini, dalam pemilihan-pemilihan di tingkat yang lebih rendah, seperti
memilih kepada daerah, gubernur, atau sejenisnya.
Orang yang berpikir bahwa mereka muslim setelah melewati beberapa
tahun, dan mereka mengharapkan ada ‘perubahan’ setelah mereka melakukan
voting. Mereka telah mengacuhkan hadits nabi Muhammad SAW. yang
menyatakan bahwa :
“orang-orang yang beriman tidak berada pada dua tempat yang sama.”
Setelah voting untuk anggota Dewan dan Badan Koservatif, kemudian
mempercayai janji-janji palsu mereka dan kebohongan mereka, dan mereka
berada pada tempat yang sama di setiap tahun untuk melaksanakan
pemilihan umum. Orang-orang tersebut menyebut diri mereka muslim yang
sekali lagi berada di tempat voting untuk sebuah partai yang baru dan
untuk pemimpin-pemimpin palsu mereka. Satu hal yang aneh, bagaimana
voting untuk pemilu berbeda dengan voting untuk kekufuran yang lain
(bukan islami) berupa partai demokrasi seperti anggota Dewan atau Badan
Konservatif, padahal mereka semua memiliki agenda yang sama, yang pada
akhirnya pemerintahan yang berhukum dengan hawa nafsu dan ideologi yang
buruk (demokrasi).
Allah SWT. telah mempermalukan orang-orang yang menyebut diri mereka
sebagai muslim dan mereka yang menyekutukan Allah SWT. dalam banyak
kesempatan, sebagaimana skandal-skandal seks dan korupsi-korupsi yang
dilakukan oleh anggota-anggota dewan yang ‘terhormat’. Mereka juga
seringkali melakukan pesta-pesta yang berisi semua penyimpangan
terhadap hukum Allah, yaitu semua yang dilarang seperti pergaulan
bebas, perzinahan, minum-minuman keras, memamerkan aurat (telanjang),
bersumpah dengan nama selain Allah dan perbuatan-perbuatan buruk
lainnya. Macam dari program-program menarik tersebut hanyalah
mencerminkan akhlaq yang rendah dari yang mencari ketenaran dalam arti
yang dimungkinkan.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kehormatan, perhatian
atau kemuliaan dan hanya dapat digambarkan sebagai binatang. Bahkan,
tidak sedikit yang mereka jagokan sebagai kandidat (caleg) dalam
pemilihan adalah orang-orang yang senyatanya adalah musuh-musuh Islam,
mereka selalu memerangi Islam dan mujahidin, menolak untuk menerapkan
syari’at dan ridho dengan hukum-hukum kufur di tengah-tengah mereka.
Jadi, bagaimana mungkin sebuah partai yang mengatasnamakan partai
Islam, atau aktivis-aktivis yang juga mengaku sebagai pejuang-pejuang
syari’ah dan khilafah mau duduk-duduk bersama apalagi mengharapkan para
kandidat yang memusuhi Islam ini agar menerapkan syari’at Islam.
Sungguh, bagaikan menegakkan benang basah.
Masalahnya kemudian, Apakah kaum muslimin ridho bila kaum kuffar ini
yang mereka ambil sebagi Tuhan di samping Allah SWT. ??? Apakah hewan
ini adalah orang yang mereka pilih untuk berteman dengan orang-orang
yang beriman ??? Apakah hewan ini adalah orang yang mereka pilih untuk
mewakili mereka di dunia ini dan di akherat kelak ??? Apakah hewan ini
adalah orang yang mereka kampanyekan dan serukan kepada muslim lain
untuk memilihnya ??? Apakah hewan ini yang mereka tunjuk untuk menjadi
pemimpin mereka dan meliberalisasikan tanah-tanah muslim ??? Apakah
hewan ini adalah orang mereka nyatakan telah memeluk Islam ??? Berapa
banyak janji yang telah mereka penuhi ??? Peperangan manakah yang telah
dia hentikan ??? Berapa banyak kaum muslimin dan mujahidin yang telah
dibantai ???
Jadikanlah ini sebagai sebuah pelajaran bagi kita semua, kemuliaan,
kehormatan dan perhatian hanya dapat dicari dan didapatkan dari Allah
SWT. dan jalan hidup yang telah Dia (Allah SWT) pilih untuk umat
manusia, yaitu Islam. Barangsiapa yang mencari ‘izzah (kemuliaan) dari
orang-orang kafir atau dari jalan hidup mereka hanyalah akan dihinakan
dan dipermalukan oleh Allah dalam kehidupan dunia dan akhirat kelak.
“padahal kekuatan itu hanya milik Allah bagi Rasul-Nya
dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang munafik itu tiada
mengetahui.” (QS Al Munaafiqun (63) :
“(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir
menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin.
Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka
sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS An Nisaa (4) : 139)
[al muhajiran.net]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar